Sidang Raya XI Dewan Gereja-Gereja Sedunia (DGD) – 2
KARLSRUHE, JERMAN, 31 AGUSTUS – 8 SEPTEMBER 2022 | Oleh: Pdt. Dr. Deonal Sinaga – Kepala Departemen Koinonia HKBP
Christ’s love
Kasih Kristus menjadi kekuatan yang menggerakkan. Kasih Kristus menjadi katalisator dan dinamisator. Kasih Kristus menjadi modal utama dalam membawa perubahan. Kasih Kristus yang memenuhi kehidupan manusia dan yang menjadi andalan orang-orang percaya diyakini mampu membawa perubahan besar. “Christ love is also meant for me…! Ini adalah pernyataan Prof. Azza Karam – Sekjend “Religions for Peace” Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Prof. Karam adalah seorang perempuan muslim yang aktif sebagai penasehat di kantor Sekjend PBB, dan beliau menyampaikan pesan tersebut di pleno Sidang Raya DGD di Karlsruhe, Jerman. Dia mengaku bahwa kasih Kristus dimaksudkan bagi semua, termasuk baginya yang non-Kristen. Beliau mengajak semua peserta sidang untuk bersama-sama berkomitmen menyebarkan kasih Kristus, sehingga banyak orang yang merasakan kasih itu.
Ketika perang berkecamuk di Ukraina, jutaan orang harus mengungsi, banyak yang kehilangan nyawa dan banyak yang terluka, Kasih Kristus sangat dibutuhkan. Gereja bisa melakukan banyak hal untuk membawa kesembuhan, perdamaian, dan pengharapan! Perwakilan gereja, termasuk pemuda dari Ukraina juga membagikan pengalaman nyata di masa perang sejak awal tahun 2022 ini. Mereka mengharapkan doa dan dukungan nyata dari gereja-gereja anggota DGD.
Bukan Hanya Manusia
Krisis kemanusiaan tidak lepas dari krisis ekologi. Kasih Kristus juga dimaksudkan untuk semua ciptaan. Pada hari Kedua, Sidang Raya DGD fokus pada ciptaan. Ibadah pagi, Penelaahan Alkitab, Sesi Pleno, dan sidang-sidang kelompok diwarnai oleh pergumulan akan realitas bumi yang terluka dan pemanasan global yang semakin parah. “If we don’t act now, it’ll be too late – Jika kita tidak berbuat sekarang, itu akan terlalu terlambat,” demikian pernyataan Dr. Jochen Motte dari United Evangelical Mission (UEM). Generasi ini harus menerima tanggung jawab akan krisis lingkungan dan jangan lagi mewariskannya kepada generasi yang akan datang. Kasih Kristus mendamaikan. Itu harus dilihat juga dalam hubungannya dengan pemanasan global dan kerusakan bumi ini. Jeritan bumi yang terluka harus direspons dengan rasa tanggung jawab dan kesediaan memberi kesembuhan pada ciptaan!
Selama Sidang Raya di Karlsruhe, berbagai inovasi, kreatifitas, dan pelayanan yang inspiratif benar-benar menyingkapkan kekuatan kasih Kristus. Salah satu contoh nyata ditunjukkan oleh “Herrnhuter Buedergemeine,” yaitu komunitas yang menerbitkan “Die Losungen – bacaan harian dari Firman Tuhan,” seperti dalam Almanak HKBP. Sejak tahun 1731, komunitas ini setia menggumuli, menulis, mencetak, dan membagikan Firman Tuhan, yang dinikmati berjuta-juta umat Tuhan di seluruh dunia. Itu sudah diterjemahkan ke dalam 60 bahasa. Padahal anggota komunitas ini tidak banyak. Saat ini anggota komunitas yang dimulai oleh Nikolaus Ludwig von Zinzendorf ini berjumlah 5.000 – 6.000 orang di Jerman dan di luar negeri. Tetapi mereka memiliki komitmen yang tinggi untuk menyebarkan Firman Tuhan.
Pesan Sidang Raya: A call to act together – Kasih Kristus Menggerakkan Kita
“Mari, ikutlah Aku!” Panggilan Yesus sejak masa dia berpetualang di dunia ini, hingga sekarang, tetap bergema. Hidup, kata-kata, dan perbuatan-Nya adalah panggilan untuk terus bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu situasi ke situasi lain, dan dari satu pola pikir ke pola pikir yang lain. Sebagaimana dalam kitab Wahyu tentang kuasa dan kekuatan yang mengakibatkan penderitaan di dunia ini: perang, penyakit, kelaparan, dan kematian. Kita sangat sadar dan telah melihat manifestasinya saat ini juga. Di tengah realitas dunia yang mencekam, gereja-gereja di dunia ini berkomitmen untuk meneruskan peziarahan bersama, karena panggilan Yesus terus terbuka bagi setiap orang, bahkan bagi semua ciptaan.
Kasih Kristus menggerakkan dunia ini menuju rekonsiliasi dan kesatuan. Kasih Kristus, dalam menjawab jeritan dari semua yang menderita, menuntut kita untuk datang kepada-Nya dalam solidaritas dan bertindak untuk keadilan. Kita berkumpul untuk diperdamaikan dan dipersatukan dalam kasih Allah dan menyaksikan kasih yang dinyatakan dalam Kristus. Rekonsiliasi atau perdamaian adalah tindakan nyata bergerak kepada Tuhan; terbuka, dan bersedia mendengar Tuhan dan sesama; mau mengubah hati (bertobat) dari egoisme dan apatisme kepada kemauan melayani dan menerima sesama dan kemauan mengaku akan kesalingtergantungan kita dengan ciptaan.
Melangkah Bersama
Di tengah keberagaman dan perbedaan-perbedaan kita, dalam Sidang Raya ini kita juga diajarkan akan peziarahan bersama untuk keadilan, perdamaian, dan kesatuan. Kita terbuka untuk saling mendengar, saling menguatkan, saling menghibur dan bertindak bersama untuk keadilan, perdamaian, dan persatuan.
“Pergi ke Seluruh Dunia”
Rekonsiliasi-perdamaian mendekatkan kita dengan Tuhan dan sesama, membuka jalan bagi kesatuan dalam kasih Allah. Sebagai umat Kristen, kita terpanggil untuk tinggal dalam kasih Kristus dan menjadi satu (Yoh. 17). Kesatuan itu adalah anugerah yang didasarkan pada kasih-Nya; memampukan kita untuk merespons realitas dan permasalahan dunia ini. Kita memohon kekuatan dari Tuhan untuk mentransformasikan komitmen kita menjadi aksi nyata! Marilah kita menjadi peziarah secara bersama-sama. Karena dalam Kristus segala sesuatunya menjadi baru!