Bahaya dari Badai Sitokin, untuk Pasien COVID-19?
Badai Sitokin, kini ramai diperbincangkan lantaran banyak dialami oleh pasien COVID-19. Terutama akhir-akhir ini salah satu orang tokoh jagat hiburan yakni Deddy Corbuzier. mengalaminya dan hampir kehilangan nyawa. Akibat dari Badai Sitokin tersebut. Lalu apa penyebab badai sitokin?
Perlu diketahui, Badai Sitokin bukanlah suatu penyakit. Namun, ini merupakan kondisi ketika respons imun bekerja secara berlebihan dalam melawan infeksi penyakit, sehingga menyebabkan Peradangan dalam saluran pernafasan, sehingga menyebabkan masalah serius hingga mengakibatkan kematian.
Menurut Dokter spesialis penyakit dalam, dr Ceva Wicaksono Pitoyo, SpPD-KP menjelaskan bahwa Badai Sitokin terkadang dapat terjadi setelah hari ke – 10, setelah dinyatakan positif covid-19. Dan kemungkinan bisa terjadi ketika pasien dinyatakan negatif setelah sembuh dari Covid-19 dan kondisi ini dapat berlangsung selama 40 hari. Dan menurut dr Ceva semua jenis varian Corona bisa menyebabkan badai sitokin, bahkan varian pertama yang ditemukan di Wuhan, China. Artinya apa pun varian yang menginfeksi, pasien covid -19 berisiko mengalami badai sitokin.
Dikutip dari Very Well Health, berikut gejala-gejala badai sitokin yang perlu diwaspadai. Terkadang gejala badai sitokin bisa terlihat sangat ringan seperti flu, namun dalam beberapa kasus gejalanya dapat berubah menjadi parah hingga menyebabkan kegagalan multiorgan.
Berikut beberapa gejala badai sitokin.
- Demam dan kedinginan
- Kelelahan
- Lesu
- Ruam
- Batuk
- Sesak napas\sulit bernafas
- Pembengkakan ekstremitas
- Mual dan muntah
- Sakit otot dan nyeri persendi
- Sakit kepala
- Napas cepat
- Kejang
- Kesulitan mengkoordinasikan gerakan
- Kebingungan dan halusinasi.
Kiranya kita dapat mewaspadai gejala-gejala tersebut, apabila mengalaminya kita dapat langsung check up ke dokter terkait untuk mendapatkan penanganan secara intensif pada saat melakukan Isolasi mandiri.