Dipulihkan Dan Dipelihara Sebagai Biji Mata-Nya
“Berdiam dirilah, hai segala makhluk, dihadapan Tuhan sebab Ia telah bangkit dari tempat kediaman-Nya yang kudus.” Zakharia 2:13
Kejatuhan akibat ketidaksetiaan dan karena penyimpangan merupakan bagian dari realita hidup yang dapat dialami oleh setiap orang. Mulai dari kehidupan pribadi, keluarga sampai pada relasi-relasi kehidupan masyarakat. Ada yang mengalami kejatuhan hanya satu kali bahkan ada yang mengalaminya berulang-ulang kali. Kejatuhan yang dimaksud dalam hal ini adalah cara hidup yang menyimpang dari norma-norma sosial, aturan dan perintah yang berlaku. Dalam kehidupan beragama melalui relasi dengan Tuhan sebagai kehidupan yang tidak berkenan dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Kondisi kejatuhan ini dialami oleh kaum Yehuda. Saat Tuhan murka karena kejatuhan akibat Penyimpangan dan ketidak setiaan mereka, Allah mencerai-beraikan mereka. Akibatnya: (1). Mereka kehilangan jati diri, harkat dan martabat sebagai umat pilihan Allah. (2). Dipisahkan dari tanah air leluhur mereka. (3). Jauh dari Bait Allah sebagai pusat spiritualitasnya. Selama tujuh puluh tahun mereka harus mengalami pembuangan di negeri Babel.
Tetapi Allah tidak selamanya menghukum mereka. Dengan penuh kasih Allah bertindak memulihkan keadaan umat-Nya. Nubuat Allah datang kepada Nabi Zakharia. Nubuat ini hendak menegaskan bahwa Tuhan akan memulihkan kondisi umat-Nya, membawa mereka kembali ke tanah airnya, membangun kembali kota Yerusalem. Yerusalem yang sudah diukur itu, akan menjadi tempat umat yang tercerai-berai untuk berkumpul dan menikmati kembali berkat Allah. Demi kemuliaan Allah, Ia bertindak membela umat-Nya yang telah tercerai-berai dari penjajahan dan penindasan musuh.
Bagi Tuhan, umat yang dikasihi dan dipulihkan itu adalah:
- Bagaikan “biji mata-Nya.” Ungakapan biji mata-Nya merupakan gambaran bahwa Tuhan tidak pernah berhenti mengasihi umat-Nya. Walaupun mereka melakukan kesalahan, hidup tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Sedemikian kasih Allah sehingga apapun yang menindas umat-Nya sama halnya dengan mencolek mata Allah. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, di jaga-Nya sebagai biji mata-Nya (Ulangan 32:10b). Siapapun mereka yang menindas biji mata Allah itu tidak akan luput dari pembalasan Tuhan (ay.9). Kita selalu memohon dan berharap kepada Tuhan. “Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu” (Mazmur 17:8).
- Pemulihan yang dilakukan Allah tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang tetapi dirasakan secara universal. Yerusalem yang tidak bertembok itu terbuka bagi seluruh bangsa yang mengakui Tuhan sebagai Allah mereka dan mereka sebagai umat-Nya (ay.11).
- Kaum Yehuda yang dipulihkan oleh Tuhan berdampak dalam jati diri dan memiliki integritas sebagai umat Allah. Artinya:
- Tuhan akan senantiasa menggerakkan tangan-Nya untuk mengalahkan musuh-musuh umat-Nya.
- Bersorak-sorailah dan bersukarialah, sebab sesungguhnya Allah datang dan diam di tengah-tengahmu.
- Kita adalah milik Tuhan. Berdiam dirilah dihadapan Tuhan, sebab Allah telah bangkit dari tempat kediaman-Nya yang kudus. Dia akan selalu bersama kita kekal untuk selama-lamanya.
Demikian keadaan kita bangsa Indonesia saat ini, sudah semakin pulih “dari keganasan” wabah Pandemi Covid-19. Namun agar semakin pulih dan baik keadaan kita, kita harus tetap melakukan Protokol Kesehatan dengan Tiga Wajib.
1. Wajib Aman: Kita harus di Vaksin. Memakai Masker secara benar. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air yang selalu mengalir, selalu menjaga jarak, membatasi mobilitas dan menjauhi kerumunan atau tidak menyebabkan kerumunan.
2. Wajib Imun: Kita wajib berolahraga secara teratur. Makan makanan bergizi. Istirahat dengan cukup supaya kondisi Fit dan prima.
3. Wajib Iman: Wajib Iman artinya kita harus kuat di dalam Tuhan. Sebagaimana dikatakan Rasul Paulus:”Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya” (Efesus 6:10). Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya. Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya (1 Petrus 5:10-11).