Allah Senantiasa di Pihak Kita
“Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita,siapakah yang akan melawan kita?” (Roma 8:31)
Sobat Kairos, surat Roma adalah surat yang dituliskan oleh Rasul Paulus yang bertemakan “Orang benar akan hidup oleh iman” (1:17). Dalam pasal sebelumnya, pasal 7, Paulus menunjukkan bahwa hidup tanpa memaknai kasih karunia Kristus dipandang sebagai hidup yang masih berada dalam perbudakan dosa, masih menurut kepada keinginan kedagingan. Firman Tuhan mengatakan bahwa kita beroleh karunia keselamatan dari Allah, oleh karena itu kita harus menghidupi keselamatan itu dalam ketaatan dan pengharapan dalam iman.
Akan tetapi, realita dalam hidup keseharian kita sepertinya masih mengikuti kehendak dosa. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Oleh sebab itu, kita perlu dimerdekakan oleh Roh Kudus dalam Kristus.
Sobat Kairos, oleh Roh kita beroleh kekuatan dan pengharapan. Karena dalam Roh juga Allah turut ambil bagian dalam hidup kita untuk mendatangkan segala yang baik, yang berguna bagi hidup kita. Artinya, Allah dapat mengubah hidup kita kepada hal yang lebih baik. Dan kita harus ingat bahwa apa pun yang terjadi dalam hidup kita, itu tidak dapat mengubah kasih Allah bagi kita.
Namun, apakah jika kita telah didiami oleh Roh, kita tidak lagi menghadapi atau mengalami pergumulan atau masalah? Tidak! Kita masih akan menghadapi semuanya sepanjang hidup kita di dunia ini. Hidup sebagai orang percaya tidaklah mudah dijalani karena kita akan selalu menjalani dan menghadapi pergumulan.
Firman Tuhan tidak pernah berkata bahwa kita akan terbebas dari pergumulan dan penderitaan. Tetapi Allah berjanji kepada kita bahwa Dia akan selalu hadir menolong dalam setiap masalah hidup kita. Dia meyakinkan kita bahwa tidak ada yang dapat menggoyahkan kasih-Nya kepada kita.
Perkataan: “Jika Allah di pihak kita.” Menurut terjemahan Yunaninya dituliskan, “Jika Allah adalah untuk kita.” Dengan demikian Allah bukan hanya di pihak kita, melainkan Allah adalah untuk kita. Jika Allah adalah untuk kita maka kita akan merasa aman dan tentram .
Lalu, kata “siapakah yang akan melawan kita?” Jawabannya adalah: Tidak ada yang dapat melawan kita. Tidak Ada!. Namun, kalau dikatakan tidak ada yang dapat melawan kita, bukan berarti tidak ada perlawanan, akan tetapi tidak ada yang akan menang melawan kita di dalam perlawanan tersebut. Sering diserang, namun tidak dapat dilawan.
Lalu, apakah buktinya Allah untuk kita? Dalam ayat 32a Paulus mengatakan: “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua”. Memberikan seorang anak demi kepentingan orang lain merupakan pengorbanan yang tak terkatakan. Tindakan ini menjadi lebih istimewa apabila anak yang diserahkan tersebut mengalami berbagai penderitaan demi orang lain. Itulah yang dilakukan Bapa bagi kita.
Tidak ada yang dapat mengalahkan kita dalam setiap pergumulan kita karena Allah ada di pihak kita. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Apa pun itu! Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang (ay. 35).
Kematian Kristus dan kebangkitan-Nya telah menjadi perisai pertahanan kita. Dan firman Tuhan hari ini menjadi kekuatan di saat kita menghadapi pergumulan atau pun kesusahan. Karena Allah selalu ada untuk kita. Dan inilah Kabar Baik itu! Immanuel… Allah menemani kita!. Suka dan duka dipakai-Nya untuk segala kebaikan kita. Percayalah!.