Anak-Anak Lebih Banyak Makan Makanan Cepat Saji Selama Pandemi
Bagi beberapa keluarga, pandemi telah mengacaukan pola makan sehat karena stres akibat pekerjaan daring, e-learning, masalah uang, penyakit, dan banyak lagi.
Mengutip CNN, Kamis (24/9/2021) lebih dari 2.000 orang tua berpartisipasi dalam Polling Nasional Kesehatan Anak Rumah Sakit Anak Universitas Michigan Health CS Mott. Mereka mensurvei orang tua dengan setidaknya satu anak berusia antara 3 dan 18 tahun. Hasil survei menunjukkan bahwa 20% orang tua mengatakan keluarga mereka lebih sering makan makanan cepat saji.
Kebanyakan orang tua setuju bahwa makanan cepat saji tidak sehat untuk anak-anak mereka. Makanan itu juga lebih mahal dari makanan rumahan sehingga sering tidak sebanding dengan dana pengeluaran rutin.
Menariknya, 72% orang tua berpikir bahwa makanan cepat saji adalah pilihan terbaik keluarga di ketika terdesak waktu. Sementara itu, 84% berpikir makanan cepat saji tidak masalah dikonsumsi asalkan tidak rutin atau sesekali saja.
“Kami banyak menerima pesan dari orangtua bahwa memasak itu terlalu rumit, terlalu memakan waktu dan makanan siap saji adalah jawabannya,” kata Dr. Maya Adam Profesor Klinis Pediatri di Universitas Stanford di California yang dilansir dari CNN.
Saat memesan makanan cepat saji, 88% orang tua membiarkan anak mereka memilih apa yang mereka inginkan dan hanya sedikit orang tua yang membaca informasi akan nutrisi. Tetapi lebih dari separuh orang tua masih mendorong anak mereka untuk memilih pilihan yang lebih sehat atau mencoba membatasi makanan.
Mengkonsumsi minuman manis menimbulkan risiko mengganggu kesehatan bagi anak-anak dan orang dewasa. Salah satu gangguan itu adalah meningkatkan resiko anak-anak kelebihan berat badan dan kerusakan gigi serta membahayakan obesitas. Selain makanan cepat saji, minuman manis adalah sumber kalori terbesar.