Berharap
Bishop Desmond Tutu menuliskan, “Jika saudara memiliki pengharapan, saudara akan mampu melihat terang, sekali pun saudara dikelilingi oleh kegelapan.” Ini adalah ungkapan hikmat yang sangat berharga – merupakan akumulasi pemahaman alkitabiah dan pengalaman empirik seorang hamba Tuhan yang taat dan setia, pejuang kemanusiaan dan kemerdekaan Afrika Selatan yang gigih dan gembala umat yang merasakan penderitaan akibat pemerintahan apartheid selama bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun.
Di tengah masyarakat yang setiap hari harus menyaksikan penderitaan, kemiskinan, ketidakadilan, di mana pemerintahan minoritas kulit putih dengan sistim apartheid, memperlakukan masyarakat secara tidak adil dengan penindasan, Bishop Desmond Tutu tampil sebagai gembala umat.
Dia terpanggil memberitakan Injil. Dia terpanggil memberitakan kabar baik. Dia terpanggil menyebar pengharapan.
Apakah masyarakat yang sehari-harinya merasakan penindasan dan ketidakadilan masih tertarik mendengar Injil Yesus Kristus? Apakah orang yang sedang bergumul dengan kenyataan hidup yang penuh kegelapan masih mampu melihat terang? Apakah di tengah hidup yang demikian menyakitkan orang masih memiliki pengharapan, dan mampu berkata, “Semua ini akan berlalu dan akan indah pada waktunya?”
Itulah tugas berat yang diemban oleh Desmond Tutu sebagai seorang pemimpin, gembala dan Bishop di Afrika Selatan bersama Nelson Mandela dan pejuang ANC lainnya untuk membebaskan Afrika Selatan dari pemerintahan yang bengis dan menindas (oppressive government).
Desmond Tutu menyuarakan pengharapan. “Sekalipun kita dikelilingi oleh kegelapan, kita akan melihat terang, jika kita memiliki pengharapan.” Karena itu, pengharapan itulah kekuatan kita.
Saudaraku, realitas dunia yang sedang diperhadapkan kepada kita sangatlah berat. Kita bersyukur bahwa pandemi Covid-19, sudah semakin menurun, tapi masih jauh dari selesai. It’s not over yet.
Pemulihan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat masih belum jelas. Tapi jika kita memiliki pengharapan, realitas hidup sekarang ini akan berubah: tantangan bisa menjadi kesempatan; kelemahan bisa menjadi kekuatan; penyakit dan penderitaan bisa menjadi kesembuhan.
Kita harus melihat realitas hidup dalam perspektif pengharapan: perspektif yang optimis dan berpikir positif. Betapa pun susah dan beratnya kenyataan hidup, kita akan kuat menghadapinya. “The future belongs to those who have hope.”
Masa depan yang lebih baik dan lebih indah adalah milik orang-orang yang berpengharapan. Karena itu, jangan pernah berhenti berharap: berharap akan masa depan yang lebih baik dan lebih indah!