Departemen Diakonia dan SMA HKBP P. Siantar Gelar Diskusi Pendidikan Responsif Gender Untuk Kualitas Pendidikan
Departemen Diakonia HKBP melalui Program Gender Justice Policy telah mengambil langkah konkret untuk memperkenalkan dan memperdalam pemahaman tentang isu-isu gender di kalangan pelajar, Kamis (13/6/2024). Pada tanggal 12 hingga 13 Juni 2024, Departemen Diakonia HKBP mengadakan diskusi interaktif tentang gender bersama siswa-siswi SMA HKBP Kota Pematangsiantar. Kegiatan ini bertujuan untuk membuka wawasan siswa mengenai pentingnya kesetaraan gender melalui metode diskusi, berbagi pengalaman, dan permainan edukatif.
HKBP melalui Departemen Diakonia mencanangkan bahwa pendidikan yang responsif terhadap gender tidak hanya penting untuk mengurangi bias dan diskriminasi, tetapi juga merupakan kebutuhan fundamental bagi setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini memungkinkan terciptanya lingkungan belajar yang adil dan setara, serta mendukung pengembangan potensi maksimal setiap siswa tanpa terhalang oleh stereotip gender.
Dalam kegiatan ini, para siswa dibagi menjadi lima kelompok diskusi dengan topik yang berbeda-beda: Kelompok 1 membahas tentang konsep dasar gender, kodrat, dan seks serta pentingnya kesetaraan gender. Kelompok 2 mengidentifikasi berbagai bentuk kekerasan berbasis gender dan memberikan contoh-contohnya di lingkungan sekolah, rumah, dan gereja. Kelompok 3 membahas cara-cara untuk mencapai kesetaraan gender dalam dunia pendidikan dan menilai apakah kesetaraan gender sudah berjalan dengan baik. Kelompok 4 mengenali kelompok-kelompok rentan yang sering mengalami kekerasan dan mendiskusikan solusi untuk membantu mereka. Kelompok 5 menyampaikan pandangan mereka terhadap komunitas LGBT dan alasan di balik pandangan tersebut.
Kegiatan ini adalah kerjasama antara Departemen Diakonia HKBP dengan SMA YP HKBP di bawah arahan Kepala Sekolah Janri L. Nainggolan.
Pihak sekolah dan tim dari Departemen Diakonia HKBP sepakat untuk mengadakan kegiatan serupa secara bertahap di masa mendatang. Hal ini diharapkan dapat memperdalam pemahaman siswa tentang isu-isu gender dan memperkuat upaya untuk mewujudkan kesetaraan gender di lingkungan sekolah.