Gaya Hidup Mewah Pejabat Publik Meresahkan? (Bagian 2)

 Gaya Hidup Mewah Pejabat Publik Meresahkan? (Bagian 2)

Penulis: Drs. Tumpal Siagian. Warga HKBP Duren Sawit. Penulis Buku “Keceriaan Masa Pensiun”

Tuhan Tidak Suka Gaya Hidup Mewah

Suatu hari Raja Hizkia pamer dengan memperlihatkan segala yang ada dalam perbendaharaannya kepada para petinggi dari Babilon (2 Raja-Raja 20:13). Kekayaannya yang luar biasa pasti membuat para tamu itu terkesan. Namun, itu juga membangkitkan ketamakan, kesombongan dan iri hati bagi mereka yang melihatnya. Setelah mereka pergi, Nabi Yesaya dengan berani menegor Hizkia bahwa “suatu saat semua hartanya akan “diangkut ke Babilon”. Tidak ada yang akan ditinggalkan (ayat 17).

Kata-kata Nabi Yesaya tergenapi. Sebab,bertahun-tahun kemudian, orang Babel kembali dan membawa semua harta keturunan Raja Hizkia.?

Tuhan sebenarnya sudah memberikan peringatan untuk mengerem gaya hidup mewah dan pamer kekayaan melalui Nabi Yeremia, “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya” (Yeremia 9:23) 

Tuhan mau kita bermegah karena kita paham dan kenal Tuhan, bahwa TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, itu yang disukaiTuhan” (Yeremia 9:24). Dan, seperti kata Amsal 11: 2, “Hikmat ada pada orang-orang yang rendah hati”. Alkitab berkata, “Tuhan membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Tuhan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati” (Mazmur 25:9).

Tetapi, mengapa sebagian dari kita mengalami kesulitan untuk menjadi seorang yang memiliki sifat rendah hati? Sebab,harta dan uang membuat kita  tamak dan egois. Diawali dengan tamak, dilanjutkan dengan curang dan diikuti lahirnya dosa-dosa lain berupa iri hati, perselisihan, kebencian, permusuhan, dan pertumpahan darah. Sedangkan Ego, secara mudah diartikan “ke-Aku-an” manusia dengan cara membanggakan diri, haus pujian, meminta selalu diutamakan, dan memandang rendah orang lain.

Alkitab mencatat, beberapa tokoh yang tamak lalu berbuat curang. Karena tamak, Yakub mencurangi Esau mengambil berkat yang menjadi hak Esau (Kejadian 27:1-46). Karena tamak, Akhan nekad melanggar perintah Yosua mencuri perak dan emas dari barang-barang yang dikhususkan itu. (Yosua 7). Karena tamak, Gehazi hamba Eliza berdusta atas nama Nabi Eliza menerima uang dan perak serta pakaian dari Naaman untuk dirinya sendiri (2 Raja-raja 5:1-27). Karena tamak, Ananias dan Safira curang menipu para Rasul (Kisah Rasul 5:1-11). Hukuman Tuhan kepada mereka yang curang, Akhan, Ananias dan Safira dihukum mati. Gehazi terkena kusta dan Yakub tidak punya kesempatan bertemu Ribka, ibu kandungnya sampai mati. Demikianlah yang terjadi, jika iri hati, egois dan ketidakpuasan terus terjadi,itu akan menghasilkan kejahatan besar. “Dimana ada iri hati dan mementingkan diri, disitu ada kekacauan dan segala macam pekerjaan jahat” (Yakobus 3:16).

Terlalu sering kekayaan materi di dunia ini diperoleh melalui kejahatan, bahkan tidak sedikit yang egois menempuh jalan sesat demi untuk mendapatkannya. Yang pada akhirnya membawa malapetaka bagi orang itu dan keluarganya. Padahal, Rasul Paulus sudah mengingatkan, “dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi orang lain juga” (Filipi 2:4).

Memiliki harta memang diinginkan oleh semua orang karena menjadi kaya akan memiliki lebih banyak sahabat dibanding orang miskin (Amsal 19:4). Mencari dan memilki uang banyak tidak salah asal diperoleh dengan cara yang halal karena di mata Allah, “Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna” (Amsal 10:2).

Lalu apa sikap kita setelah menerima kekayaan dari Tuhan? Tuhan tidak mau kita menjadi penimbun harta, melainkan Tuhan memberikan kesempatan kepada kita menjadi saluran berkat.” Baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik” (Efesus 4:28). Dengan kata lain, jadilah menjadi seorang dermawan!

Dermawan jika didefenisikan adalah, ” seseorang yang mengasihi dan suka memikirkan kepentingan sesamanya”. Harus ada kemauan berbenah untuk menjadi teladan (role model) perubahan dalam aksi nyata. Action speaks louder than words, aksi nyata jauh melampaui ribuan kata-kata. 

Kalau kita bergaul karib dengan Tuhan dan bersungguh-sungguh dalam memaksimalkan potensi, bakat, dan talenta yang Tuhan beri, niscaya hidup kita akan diberkati, …. apa saja yang diperbuatnya berhasil (Mazmur 1:3) dan takkan pernah berkekurangan (Mazmur 112:3). Dan, satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah tujuan Tuhan memberkati yaitu supaya kita jadi berkat.

Namun, Tuhan menghendaki agar berkat berupa harta, kekayaan, ilmu pengetahuan, kecerdasan, dan hikmat yang telah kita terima itu tidak kita nikmati sendirian tetapi kita salurkan ke orang lain. Bangsa ini mengundang jiwa-jiwa besar yang mau berkomitmen mengentaskan kemiskinan demi masa depan bangsa yang lebih sejahtera. Masih banyak orang yang miskin dan kekurangan gizi di tengah kesulitan ekonomi yang mendera menjadi tantangan untuk menghargai mereka sebagai wujud penghormatan dan empati atas martabat manusia. 

(Bersambung)

Related post