HKBP Kebayoran Selatan Gelar Puncak dan Penutupan Pesta Parheheon Parompuan
Pada hari Minggu Trinitatis (26/5/2024), HKBP Kebayoran Selatan menyelenggarakan ibadah puncak sekaligus penutupan Pesta Parheheon Parompuan.
Rangkaian kegiatan berlangsung pada Ibadah Minggu Trinitatis yang dilayani oleh Pdt. Arthur M. Sitorus selaku pendeta resort, didampingi liturgis St. Marnala br Manurung, dan warta jemaat St. Heriyati br Limbong, bersama parhalado lainnya, serta Pendeta Fungsional, Pdt. Albiner Hutauruk dan Pdt. Rospita Sihombing.
Acara juga diisi kata sambutan yang disampaikan oleh St. Sumihar Sibuea selaku Ketua Dewan Koinonia dan Ny. Demak Tambunan br Sagala Ketua SPH HKBP Kebayoran Selatan.
Puncak dan penutupan tersebut merupakan bagian akhir dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan, seperti Kebaktian Padang pada hari Sabtu, 18 Mei 2024, yang diikuti oleh 130 orang kaum perempuan dan dipimpin oleh Praeses DKI, Pdt. Bernard Manik.
Kegiatan lain yang telah dilaksanakan adalah lomba fashion show pakaian berbagai daerah, merias muka dan sasak sanggul, serta lomba memasak yang diadakan pada Sabtu, 25 Mei 2024 di komplek gereja.
Rangkaian ibadah dan pesta puncak ini, dihadiri jemaat dari seluruh kategori, utamanya semua perempuan dari empat sektor (Bethlehem, Nazareth, Yerusalem, dan Yordan) serta empat punguan koor perempuan (Ina Kamis, Ina Hanna, Kezia, dan Filia). Mereka memberikan persembahan berupa silua untuk kebutuhan gereja sebagai buah sukacita atas berkat-berkat Tuhan yang diterima selama ini. Pemberian silua diarahkan oleh St. Dr. Ros Panjaitan br Napitupulu sebagai penasihat seksi parompuan huria.
Dalam khotbahnya berdasarkan Yesaya 6: 1-8, Pdt. Arthur Sitorus menekankan pentingnya kerendahan hati dan kesadaran akan keterbatasan diri sebagaimana Nabi Yesaya yang merendahkan diri dan mengakui keterbatasannya karena keadaan bangsanya. Namun, oleh panggilan Tuhan, Yesaya siap diutus untuk menyuarakan kebenaran dan rancangan keselamatan Allah kepada umat-Nya.
Pdt. Arthur Sitorus juga mengingatkan agar kaum perempuan selalu siap menjalankan tugas panggilan mereka sebagai ibu dalam keluarga dan gereja serta berperan penting dalam membawa pembaruan di tengah-tengah masyarakat.