JAWABAN DOA BAGI LUMBAN BULBUL

 JAWABAN DOA BAGI LUMBAN BULBUL

Oleh: St. Dewi Simangunsong br. Siahaan.(Anggota Jemaat Lansia HKBP Ressort Pulo Asem Jakarta Timur).

Pengantar

Doa yang dimohonkan pada Tuhan pasti dijawab, cepat atau lambat. Jawabannya bermacam-macam, ada yang segera, tunggu dan nanti, indah pada waktuNya. Itulah yang dialami oleh penduduk Lumban Bulbul, di mana daerah ini adalah tempat asal usul marga Simangunsong. 

Desa ini terletak di pinggiran Danau Toba, kota Balige, luasnya 0,71 km², terdiri dari 4 dusun, dipimpin oleh seorang kepala desa, Ibu St. M br Panjaitan, dan penduduk terdiri dari 290 KK.  Pada tahun 1950-an, sampai pada tahun 70-an, desa ini termasuk daerah tertinggal, penuh pohon-pohon bambu dan jalam belum diaspal. Baru setelah ada program listrik masuk desa, mulai dipasang lampu jalanan dan di rumah penduduk. 

Desa Lumban Bulbul, Balige

Di suatu yang tertinggal itu, tetua-tetua  marga Simangunsong membuat suatu rencana mengadakan doa bersama untuk memohon agar marga Simangunsong diberkati, terutama dalam ketertinggalan ini, yaitu simbol kesempurnaan bagi orang Batak, Triple H : Hamoraon, Hagabeon, Hasangapon. Acara ini dilangsungkan di Lumban Bulbul tanggal 31 Oktober 1964, bertepatan dengan hari Reformasi Martin Luther. 

Gedung Gereja HKBP Tiberias Lumban Bulbul, Balige, Toba Samosir, Sumatera Utara

Simbol dan permohonan doa ini ditanam pohon hariara atau beringin. Pohon ini bertumbuh dan dirawat dan pada tahun 1994 saat merayakan ke 30 tahun doa bersama diadakan di bawah pohon hariara. Melihat perkembangan marga Simangunsong semakin maju dalam pendidikan, bisnis, ekonomi, jabatan, dibuatlah suatu prasasti yang ditandatangani oleh dua anak dari Raja Simangunsong yaitu Mardagul dan Bindu Raja. Mardagul ditandatangani oleh T.F. Simangunsong (alm) dan Bindu Raja oleh Drs. E.B. Simangunsong (suami penulis). 

Tahun 1993 didirikanlah gereja HKBP Tiberias, pagaran dari HKBP Balige, agar jemaat di sekitar  Lumban Bulbul lebih dekat untuk ke gereja. Jumlah jemaat saat ini adalah 220 KK, dilayani oleh satu pendeta dan satu orang pendeta praktek. 

Lumban Bulbul Sekarang 

Tahun 2014, Presiden Republik Indonesia ke tujuh mencanangkan agar di tepian Dana Toba dibuat menjadi desa wisata, termasuk kota Balige. Tepian danau Toba di daerah Balige antara lain Tarabunga, Hinalang, Lumban Bulbul, Sibola Hotang, Tambunan, Lumban Silintong. 

Pantai Lumban Bulbul Balige, Toba, Sumatera Utara

Dengan adanya sarana ini, mendorong para investor untuk membangun  daerah ini dan Danau Toba ditetapkanlah Kawasan Geopark. Danau Toba, salah satu danau terbesar di dunia. Pada turis lokal mulai berdatangan dari Siantar, Medan, Sidikalang dan lain-lain. Homestay rumah penduduk sudah tersedia. Semakin semarak bagi pengunjungnya. Saat ini ada 50 buah kios dan pondok-pondok di pantai Lumban Bulbul. 

Doa bersama sekali lima tahun tetap dilaksanakan dan setelah 50 tahun baru terjawab doa-doa dan harapan tetua terdahulu. Puji Tuhan! 

Semakin maju taraf ekonomi masyarakat Lumban Bulbul tempat asal marga Simangunsong. Sudah banyak sarjana, pejabat, rohaniawan Kristen dan Muslim, artis dan menjadi pendorong  bagi generasi berikutnya. Banyak yang merantau ke seluruh dunia. 

Kemajuan dan kebanggaan ini tertuang dalam lagu Mars Simangunsong, 

Note: Sonak Malela terdiri dari Simangunsong, Marpaung, Napitupulu dan Pardede. 

Mars Simangunsong
Cipt.: Wilson Simangunsong 

Anak Buha Baju ini Raja Sonak Malela 
Ima Ompunta Raja Simangunsong 
Marhuta di Balige rap dohot soripadana 
Ompung borunta boru Naipospos 
Horas ma hita, pomparan ni Ompu i 
Raja Simangunsong na uli basa i 
Taon onom pulu opat, marsada roha pinomparna 
Rap martangiang di Lumban Bulbul, Balige 
Mauliate ma di Tuhan, dioloi do tangiangta 
Lam tu majuna sudena hita pinomparna. 
Horas ma hita, pomparan ni Ompu i 
Raja Simangunsong na uli basa i 

Jawaban doa bagi Lumban Bulbul terjawab dan marga Simangunsong menunggu sampai 50 tahun, sehingga taraf ekonomi mereka pun meningkat.

Saat ini desa Lumban Bulbul dikunjungi wisatawan domestik, homestay cukup menampung para pengunjung  yang datang untuk berekreasi, retreat dan bemacam-macam keperluan. Sudah dua kali Menteri Pariwisata berkunjung ke daerah ini. 

Terima kasih Tuhan, pemerintah, penduduk, karena kekayaan alam Indonesia, bisa membuat kemakmuran. 

Foto Bersama Meteri Lingkungan Hidup Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar

Related post