Keteguhan dan Ketabahan di dalam Kristus
Pdt.Marthin Sirait
“Kiranya Tuhan tetap menunjukkan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus” 2 Tesalonika 3:5
Keteguhan dan Ketabahan di dalam Kristus
Sobat Kairos yang dikasihi Tuhan Kita Yesus Kristus, di dalam Doa Bapa Kami dikatakan, “Jauhkanlah kami dalam pencobaan” banyak dari kita yang sering salah mendefinisikan pencobaan dengan percobaan. Mana yang sebenarnya dipakai, jauhkanlah kami dari pencobaan atau percobaan?
Sobat Kairos, Paulus mengingatkan jemaat di Tesalonika, bahwa setiap kehidupan tidak akan luput dari persoalan dan pergumulan yang membuat hati tawar dan sering sekali mempertanyakan kasih Kristus didalam kehidupan, begitu juga perikop ini mengingatkan kita selagi nafas masih di kandung badan, badai kehidupan dan persoalan pasti akan ada di dalam kehidupan. Gejolak pergumulan dan badai kehidupan itu adalah percobaan di dalam kehidupan. Ketika orang menghadapi persoalan percobaan, respon orang selalu beragam, ada yang mampu menghadapi percobaan tersebut, akan tetapi ada juga yang menjadi jatuh kedalam dosa, tawar hatinya, dan kadang meninggalkan kepercayaannya dan ketika percobaan itu membuat manusia jatuh di dalam dosa adalahmaka itu adalah pencobaan.
Oleh sebab itu pada perikop ini, agar jemaat Tesalonika dan kita sobat Kairos tidak jatuh di dalam dosa karena percobaan pergumulan di dalam kehidupan kita, Paulus mengatakan kunci yaitu:
Menunjukkan hatimu didalam ketabahan. Ketabahan bukan saja berarti “bertahan” namun terlebih “bertahan untuk bertahan”. Ada orang yang mampu bertahan didalam pergumulan tetapi tidak mau berbuat apa-apa hanya menunggu persoalan itu reda atau berpangku tangan orang lain yang menyelesaikan persoalan kita maka itu bukanlah tabah. Tetapi Paulus mengingatkan Ketabahan adalah bertahan dengan menunjukkan keteguhan hati memperjuangkan berusaha dan berdoa menghadapi dan mencari jalan keluar menghadapi persoalan.
Oleh sebab itu sobat Kairos, selama kita masih hidup kita akan menghadapi percobaan didalam pergumulan dan badai kehidupan, pertanyaannya, apakah iman dan kasih kita menjadi luntur dan membuat kita jatuh kedalam pencobaan dosa atau kita meminta kekuataan kepada Tuhan menghadapi percobaan dan terus berdoa kepada Tuhan agar menjauhkan kita dari percobaan terhadap dosa dan pelanggaran kita?