Keynote Speaker Di Workshop PIME Distrik Medan Aceh, Ephorus: Persiapkan Jemaat Menuju Indonesia Maju
Ephorus HKBP Pdt. Dr. Robinson Butarbutar menekankan agar seluruh pelayan, utamanya pendeta resort mampu mempersiapkan warga jemaat yang dilayaninya menuju Indonesia maju.
Hal itu disampaikan Ephorus pada acara Workshop PIME (Planning, Implementing and Monitoring Evaluating) HKBP Distrik X Medan Aceh, Jumat (28/7/2023) yang dilaksanakan di Pusat Pelatihan dan Pelayanan Masyarakat (P3M) Distrik Medan Aceh, Tanjung Morawa.
Pada kegiatan yang dipersiapkan Panitia Tahun Profesionalisme dalam Penatalayanan HKBP Distrik X Medan Aceh yang diketuai Ir. Ronald Naibaho ini, Ephorus menyampaikan topik yang disodorkan panitia yakni “Peran Ganda HKBP Menuju Indonesia Maju”. Ia pun memaparkan materinya dengan dipandu moderator Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh Pdt. Henri Napitupulu.
Terkait tema tersebut, Ephorus menyatakan perlunya para pendeta resort selaku pemimpin di aras menengah mampu menerapkan PIME dalam setiap pelayanannya.
“Jangan lagi melakukan pelayanan seorang diri dan hanya copy paste pelayanan-pelayanan sebelumnya,” kata Ephorus.
Ephorus mengingatkan agar para pendeta resort tidak memikirkan strategi pelayanan seorang diri dan copy paste kegiatan sebelumya, namun haruslah mengangkat sebuah tim di tempat pelayanannya untuk menerapkan PIME sehingga mampu menghasilkan strategi pelayanan yang lebih baik ke depan terlebih dalam mempersiapkan warga jemaat yang dilayani menuju Indonesia Maju.
Ephorus berkata, bahwa peran ganda HKBP menuju Indonesia Maju ini adalah HKBP harus mampu menunaikan tugas pelayanannya secara esensial sebagai tubuh Kristus di satu sisi dan di lain sisi harus mampu menghadirkan HKBP menjadi berkat bagi bangsa yang sedang berupaya menggapai cita-cita bangsa menuju Indonesia sebagai negara maju.
“Negara maju adalah impian bangsa, namun di dalamnya ada hal-hal yang harus diwaspadai,” ungkap Ephorus.
Ephorus lalu menuturkan berita pelayanannya ketika mengikuti sidang yang dilaksanakan di salah satu negara maju. Di negara tersebut, kata Ephorus, jemaat gereja protestan sudah tidak mau mengikuti peribadahan di gereja, bahkan parahnya, banyak yang keluar dari keanggotaannya sebagai warga gereja. Hal itu disebabkan karena mereka tidak lagi membutuhkan persekutuan bahkan kehadiran Tuhan dalam hidupnya.
Oleh sebab itu, Ephorus menekankan agar melalui workshop yang digelar, para pelayan khususnya pendeta resort semakin dimampukan membuat strategi pelayanan melalui PIME sehingga ke depan mampu membawa jemaat untuk tetap meyakini bahwa peran HKBP sebagai gereja sangat berdampak positif dalam hidupnya.
“Kalau gereja tidak mampu menyentuh kehidupan jemaat melalui pelayanannya, maka bisa saja ketika Indonesia sudah menjadi negara maju, warga jemaat tetap menjadi warga gereja tapi sudah tidak mau lagi melibatkan diri dalam berbagai kegiatan gereja,” kata Ephorus.