Melakoni Kesehatian Dalam Ruang Transendensi dan Imanensi Allah

 Melakoni Kesehatian Dalam Ruang Transendensi dan Imanensi Allah

Pdt. Bernard Manik (Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta)

*Closing Statement Praeses Pdt. Bernard Manik pada Seminar Nasional, Kebaktian Kebangunan Iman dan Malam Dana Tahun Kesehatian 2022 HKBP Ressort Petukangan, 16 Juni 2022.

Allah itu transenden dan immanen. Transendensi Allah nyata dalam KemahakuasaanNya yang melampaui segala akal pikiran dan kemampuan kita. Itu membuat kita semakin yakin bahwa seberat dan serumit apapun persoalan dan pergumulan kita, Allah yang  transenden itu jauh melebihi semuanya itu.

Sementara itu, Immanensi Allah mewujud dalam kesediaannya tinggal bersama kita menjadi Immanuel. Immanuel bukan hanya sekadar kehadiran Allah ketika persoalan dan penderitaan tidak ada, tetapi juga saat penderitaan sedang melanda, bahkan Dia bersedia  turut ambil bagian dalam pergumulan kita.

Tuhan menitipkan banyak anugerah kepada kita, kemampuan berkarya, potensi yang sangat banyak. Melalui diri kita pula Tuhan menunjukkan karyanya. Tuhan mau memakai kita mewujudkan misinya di tengah dunia. Tuhan menitipkan hati yang bijaksana kepada kita, bahwa tatkala pandemi melanda, kita dituntut berlaku bijaksana.

Amsal 22: 3 menyebutkan : “Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tidak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka”.

Tuhan menginginkan kita menjadi orang yang taat dan bijak, bersedia dipakai oleh Tuhan menjadi alatNya. Tuhan menginginkan kita selalu hadir sebagai bagian dari solusi, bukan menambah masalah, apalagi menjadi sumber masalah.

Untuk dapat melakoni itu perlulah kesehatian dengan pengenalan yang benar akan Yesus Kristus dalam seluruh aspek kehidupan. Keselarasan antara perkataan dan perbuatan mutlak diperlukan. Sehingga pada akhirnya kesehatian yang dilakoni itu berimplementasi pada kemampuan untuk tidak mementingkan diri sendiri dan tidak.mencari.pujian yang sia-sia. Justru sebaliknya kita semestinya mampu mengutamakan kepentingan orang lain, rendah hati, serta berpikir dan berperasaan seperti Kristus.

Allah itu agung, mulia, kudus, Ia lebih besar dari otak kita, dari pergulan kita.  Tetapi Ia berkenan hadir di tengah-tengah kita, bahkan ikut menderita bersama dengan kita. Tuhan bukan sedang tutup mata dan tidak peduli dengan persoalan kita, Ia hadir bersama kita, Ia bersama dengan kita. Bahkan ketika Pandemi Covid 19 yang sangat menakutkan dan mematikan itu melanda, Allah bukan sedang menjauh. Dia bukan sedang tidak berdaya, Dia memberi kita kemampuan dan kebijaksanaan untuk terus dia pakai menjadi alatNya. 

Maka harapan kita seluruh warga HKBP, utamanya HKBP Ressort Petukangan mampu hidup bersama dengan saudara se bangsa dengan menjalin kesehatian  serta menunjukkan nilai-nila Kristiani yang senantiasa menjaga toleransi, kebersamaan dan hidup rukun.

Immanuel, Allah yang transenden hadir di tengah perjalan hidup kita, sebab Dia juga immanen.

Related post