Melawan Kejahatan Dengan Kebaikan
“Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Roma 12: 19
Sobat Kairos yang terkasih, tidak ada seorang pun di antara kita yang menginginkan orang lain berbuat jahat kepada kita. Tetapi, banyak kejahatan yang bisa terjadi dan kita alami dalam hidup ini. Kejahatan itu membuat kita tersakiti, menderita karenanya kita bisa marah bahkan mungkin ada keinginan untuk membalaskannya.
Namun, sobat Kairos, melalui Firman ini kita diingatkan sebagai anak-anak Tuhan, bahwa Allah sajalah yang memiliki hak untuk melakukan pembalasan. Kita tidak boleh menuntut pembalasan atas kejahatan yang dilakukan orang lain kepada kita, biarlah Tuhan sendiri yang membalaskannya. Kita harus menahan diri dari segala keinginan untuk membalas dendam. Paulus memberikan tiga alasan untuk itu.
Pertama, Pembalasan bukan milik kita, melainkan milik Allah. Artinya, tidak ada seorang pun yang mempunyai hak untuk menghakimi orang lain; hanyalah Allah yang dapat melakukannya.
Kedua, Memperlakukan orang dengan kemurahan hati dan tidak dengan keinginan membalas dendam, adalah jalan untuk mengubah orang itu. Jika kita bermurah hati kepada musuh-musuh kita, kita akan menumpukkan bara api ke atas kepalanya. Artinya, kemurahan hati akan membuat orang yang melakukan kejahatan merasa malu atas kejahatannya dan menuntunnya kepada pertobatan.
Ketiga, jika kita membalas dendam berarti kita sendiri dikalahkan oleh kejahatan. Kejahatan yang dibalaskan dengan kejahatan bukanlah jalan penyelesaian yang benar.
Sobat Kairos, kejahatan tidak pernah dapat dikalahkan dengan kejahatan. Apabila kejahatan bertemu dengan dengan kejahatan, maka kejahatan akan berlanjut dan menjadi lebih besar. Namun jika kejahatan dibalas dengan kasih dan kebaikan maka kejahatan itu akan berhenti karena kasihlah kekuatan yang dapat mengalahkan kejahatan. Kasih itu sabar. Kasih itu murah hati. Kasih itu tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Walau sulit untuk melakukannya, tetapi datanglah kepada Allah, berdoa memohon kekuatan agar Tuhan memampukan kita untuk bersabar dan percaya bahwa Dia akan bertindak menurut kasih dan keadilanNya. Dengan demikian, kita dapat terus berkarya dan tidak terganggu dalam pekerjaan dan pelayanan kita sehingga kita tidak kehilangan sukacita dan akan tetap menjadi berkat sesuai dengan tugas dan panggilan kita sebagai orang percaya. Amin.