Menghampiri Takhta Kasih Karunia
Pdt. Ronald Manalu
Ibrani 4:16 “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya”.
Sobat Kairos,
Secara tegas, Alkitab menyatakan bahwa Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah Imam Besar Yang Maha Agung. KeagunganNya bukan karena kehormatan yang diberikan manusia, melainkan karena hakekat diriNya sendiri. Ia telah melintasi langit artinya Yesus begitu agung dan besar, sehingga langit-pun terlalu kecil bagiNya.
Meskipun Ia begitu agung dan besar, tetapi Dia sangat sangat mengasihi manusia. Yesus mengalami setiap hal yang harus dialami oleh manusia, dan Ia benar-benar sama seperti kita dalam semua hal. Bahkan Ia turut merasakan kelemahan dan penderitaan kita. Dia dihina, diejek, dianiaya, bahkan Ia harus memikul kayu salib-Nya sendiri ke bukit Golgota. Di sana, Ia disalibkan, mati, dan dikuburkan,kemudian Ia bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, naik ke sorga danduduk di sebelah kanan Allah Bapa untuk menebus dan menyelamatkan kita dan semua orang yang percaya kepada-Nya.
Sungguh….! Ia adalah Imam Besar Yang Maha Agung yang tidak berdosa. Ia adalah Imam Besar yang tidak bercacat dan tidak bercela. Meski Ia sama seperti kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Ia dicobai oleh kuasa kegelapan dan Iblis, namun Ia tetap tidak berbuat dosa.
Dalam kitab Roma 3:23 dikatakan bahwa: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah“. Artinya, sebagai akibat dari dosa, kita terpisah selama-lamanya dari Allah. Tetapi dalam kasih dan kemurahan-Nya, Allah mengutus Anak-Nya untuk menjadi perantara manusia yang berdosa dengan diri-Nya. Sang Juruselamat memilih untuk menderita kematian menggantikan tempat kita, membayar hukuman atas dosa kesalahan kita, sebagai jalan perdamaian kita dengan Allah.
Sobat Kairos
Ketika Yesus mati di kayu salib, tabir bait Allah (tirai yang memisahkan ruang kudus dan ruang maha kudus) terbelah dua (Mat. 27:51). Seketika, akses kepada Allah dimungkinkan oleh Yesus Kristus sang Juruselamat yang tidak berdosa. MenghampiriAllah tidak lagi menyebabkan ketakutan dan kematian bagi manusia. Manusia memiliki keberanian menghampiri tahkta karunia Allah Yang Maha Kudus untuk memuji dan menyembah Dia. Semuanya dapat terjadi karena Allah sendiri telah mengaruniakan anak-Nya bagi kita, sehingga kita memiliki keyakinan bahwa Allah menerima kedatangan kita lewat pujian dan doa kita.
Iman dalam Kristus memungkinkan kita memiliki hubungan yang personal dengan Allah sang Pencipta. Dosa kita telah dihapuskan selamanya, sehingga tidak ada lagi alasan untuk takut menghampiri Allah. Itu sebabnya, Kitab Ibrani 4:16 ini menguatkan kita untuk “dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia”. Menghampiri Allah lewat doa, kitadapat berbicara menyampaikan segala pergumulan kita dengan jujur kepada-Nya dan meminta pertolonganNya. Dengan membaca firman-Nya kita dikuatkan dan diteguhkan untuk tetap optimis menjalani kehidupan kitadengan segala pengalaman yang terjadi di dalamNya. Yesus adalah Imam Agung yang sempurna sebab Ia adalah Allah yang sempurna dan juga manusia yang sempurna. Karena Ia telah mengenal hidup kita, maka Ia dapat memberi kita simpati, belas kasihan dan kekuatan. Amin