Panic Buying di China
Fenomena panic buying mulai terjadi di Abad 21. Setiap menghadapi bencana, banyak warga yang turun ke pasar atau supermarket untuk menimbun bahan makanan. Indonesia juga pernah mengalami panic buying ketika pemerintah mengumumkan kasus pertama Covid-19. Bukan hanya bahan makanan, tetapi produk kesehatan seperti masker, hand sanitizer, susu bahkan kelapa hijau pun sempat langka di pasaran.
Demikian halnya dengan warga China. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menyarankan warga untuk mempersiapkan diri menghadapi musim dingin. Kondisi iklim yang tidak menentu, membuat warga harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.
Hal ini ditanggapi warga dengan kebingungan dan akhirnya panic buying pun terjadi pada (3/11/2021). Banyak warga yang bergegas ke pasar dan supermarket untuk menimbun persediaan bahan makanan membuat antrian pun mengular. Bukan hanya minyak goreng dan beras yang dicari, warga juga banyak yang menimbun sayur dan tepung demi mengamankan stok pangan di rumah masing-masing.
Media China melaporkan bahwa informasi yang disampaikan pemerintah ditafsir secara berlebihan oleh masyarakat. Media juga menyampaikan bahwa pemerintah menjamin stok harian untuk kebutuhan masyarakat. Disamping mencegah kepanikan warga, hal ini juga bertujuan untuk menjaga stabilitas harga di pasar.
Beberapa kota termasuk Tianjin di Utara dan Wuhan di Selatan sudah mengeluarkan bahan makan musim dingin untuk dijual ke pasar demi menjaga harga di pasaran.
Pusat Meteorologi China memperkirakan akan ada ketidakpastian kondisi cuaca tahun ini. Hal ini ditandai dengan penurunan suhu di wilayah barat laut, barat daya dan sebagian besar di wilayah tengah dan timur.