Perempuan Indonesia dalam Melestarikan Jamu Disorot Vogue AS
Ragam peran wanita diulas berbagai publikasi di peringatan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2023. Di antaranya, media asing Vogue AS memilih menyoroti peran perempuan Indonesia dalam melestarikan jamu.
Dikutip dari situs web publikasi, pihaknya menulis, “Saat itu pukul 04.30 pagi yang tenang di Sugihan, sebuah desa kecil di Solo, Pulau Jawa, Indonesia. Sebelum ketiga anaknya bangun untuk sekolah, Mulatsih (40) berjongkok di bangku di atas lesung kayu dan alu batu, sementara air dan gula mendidih di panci di sampingnya.”
Ia menggiling nasi dan kencur untuk membuat jamu beras kencur, “ramuan yang menyembuhkan segala penyakit mulai dari sakit tenggorokan hingga sakit perut,” catat outlet itu. “Jamu adalah tentang kesehatan yang dapat diakses, dan itulah yang membuatnya begitu kuat. Itu bukan hanya minuman, namun konsep merawat diri sendiri,” kata Metta Murdaya, pendiri lini kecantikan berbasis jamu, Juara, sekaligus penulis buku Jamu Lifestyle: Indonesian Herbal Wellness Tradition.
Mulatsih bercerita, “Saya suka membuat jamu karena membantu orang, dan membuat saya terhubung dengan masyarakat.” Setiap hari sebelum fajar, ia menyeduh ramuan jamu yang berbeda, menuangkannya ke dalam botol kaca, dan saat ayam jantan mulai berkokok dan matahari mulai terbit, berangkat untuk berjualan hari itu.
Perempuan-perempuan ini telah lama dikenal sebagai penjual jamu gendong. Secara historis, rangkum Vogue AS, wanita penjual jamu gendong membawa sebanyak 12 botol kaca sekaligus dalam keranjang bambu yang diikatkan ke punggung dengan selendang saat berjalan berkilometer jauhnya.