Perkawinan Dini, Ledakan Penduduk Dan Krisis Bumi (Bagian IV)
Terperosok Ke Jurang Kanibalisme Modern.
Suatu waktu nanti, di penghujung Abad-21, masyarakat kelaparan di wilayah padat penduduk, bukan mustahil terpaksa menjalankan kanibalisme modern. Para spesialis kelas dunia telah mengerahkan segala kemampuannya meningkatkan produksi bahan pangan, baik dalam bentuk tumbuhan maupun hewan untuk mencukupi kebutuhan penduduk bumi. Hampir semua gurun pasir telah diubah menjadi lahan pertanian dan padang penggembalaan. Hampir semua sungai, danau dan kumpulan air tawar telah diadikan tambak ikan, peternakan bebek, peternakan entok, dan sejenisnya. Hampir semua laut dangkal dan laut dalam telah dijadikan tempat pemeliharaan ikan dan sejenisnya. Kerja keras dan kreativitas para spesialis bumi, berhasil meningkatkan produksi pangan, tetapi masih belum cukup.
Di penghujung Abad-21 sekitar 30 % penduduk bumi kekurangan makanan. Memahami penderitaan sebagian anak manusia ini, negara-negara industri datang membantu; tetapi mereka tidak akan memberi bantuan dalam bentuk bahan pangan, karena bahan pangan milik mereka hanya cukup untuk rakyatnya sendiri. Negara-negara industri datang membantu dengan teknologi pangan; bantuan berupa mesin2 canggih yang bisa digunakan mengolah mayat manusia menjadi makanan ternak. Pada waktu itu, di berbagai negara miskin padat penduduk sedang terjadi kelaparan besar-besaran; setiap hari jutaan manusia berubah menjadi mayat. Pada awalnya mesin-mesin pangan ini digunakan memproduksi makanan ternak, misalnya makanan padat berbentuk serbuk, atau kepingan kecil seperti makanan kucing sekarang ini; bahan bakunya terdiri dari campuran mayat manusia dengan batang padi, jagung atau gandum.
Sayangnya, setelah masalah kelaparan teratasi, bangsa-bangsa pelupa yang dipimpin oleh para petualang politik egois-oportunis ini kembali lupa diri; mereka tetap tidak berani melarang perkawinan dini. Dinamika selanjutnya mudah diduga; para pemimpin bangsa-bangsa lupa diri ini menjerit minta tolong lagi ke seluruh penjuru bumi. Atas nama kemanusiaan negara-negara industri datang membantu, tetapi bukan dalam bentuk bahan pangan.
Bantuan berupa mesin-mesin canggih yang bisa mengolah mayat manusia dicampur dengan berbagai macam umbi-umbian, sayuran dan buah-buahan,menjadi makanan kaleng khusus untuk manusia; makanan ini mengandung banyak karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Pada waktu itu, bangsa-bangsa lupa diri yang dipimpin oleh petualang politik egois-oportunis ini memiliki dua jenis mesin makanan dalam jumlah besar. Mesin jenis pertama memproduksi makanan ternak, jenis kedua memproduksi makanan manusia; kedua jenis mesin ini punya kesamaan, bahan baku utamanya sama-sama mayat manusia. (Bersambung)