Praeses Bernard Manik Berikan Pokok Pikiran Teologis: “Mari Kita Gumuli Dan Percakapkan”

 Praeses Bernard Manik Berikan Pokok Pikiran Teologis: “Mari Kita Gumuli Dan Percakapkan”

Praeses Bernard Manik Berikan Pokok Pikiran Teologis

Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta Pdt. Bernard Manik selaku Pimpinan Sidang Rapat Pendeta HKBP Distrik VIII DKI Jakarta turut memberi pandangan dan pokok pikiran teologis pada rapat.

Pada rapat pendeta yang dilaksanakan di Green Forest Hotel Bogor, Praeses mengutarakan 12 pokok pikiran sebagai bahan percakapan dan diskusi yang akan dipergumulkan secara bersama-sama oleh peserta rapat.

Pokok pikiran teologis itu berangkat dari pengalaman serta percakapan teologis bersama jemaat dan pelayan lainnya, utamanya pada masa pandemi dan pasca pandemi covid-19. Berdasarkan pengalaman dan percakapan itu, Praeses Bernard Manik menuangkannya dalam pokok-pokok pikiran yang kemudian ia sampaikan pada rapat.

Pdt. Jefry Sitindaon (Moderator)

Dari 12 pokok pikiran tersebut, beberapa diantaranya adalah yang bersinggungan dengan transformasi teknologi utamanya yang muncul di masa pandemi. Praeses menyampaikan bahwa pandemi di samping menimbulkan kesulitan untuk bertatap muka, namun menggerakan manusia termasuk gereja untuk terus berinovasi dan bertransformasi secara cepat salah satunya melalui ibadah on line yang masih digandrungi jemaat.

Tanpa bermaksud menghempang derasnya transformasi teknologi, Praeses menghimbau agar para pelayan khususnya pendeta mampu mengawal teologi dan dogma HKBP di tengah derasnya tawaran ibadah on line.

Pendeta harus mampu mengingatkan jemaat yang mengikutinya agar dapat menyaring ibadah dan khotbah yang sesuai dengan ajaran HKBP, dimana Kristus yang menjadi pusat pemberitaan firman.

Suasana Rapat Pendeta

Selain itu, Praeses juga menyoroti kehadiran Artificial Intelligence (AI) sebagai bagian dari transformasi teknologi yang harus dihadapi karena menjadi bagian dari realita saat ini. Kehadiran teknologi kecerdasan buatan itu, oleh Praeses, memberi kemudahan bagi banyak orang termasuk kepada pendeta sehingga ungkapan “dunia dalam genggaman” seakan menjadi nyata.

Namun, Praeses juga mengingatkan, meski ada kemudahan, para pendeta jangan sampai terlena. Sebab dikuatirkan mengakibatkan 3 kedangkalan: dangkal persiapan, dangkal perenungan dan dangkal penerapan.

Selain itu, praeses juga menyingggung terkait pandangan teologis menyambut pemilu, menjaga makna ibadah pemberkatan perkawinan, pemakaian gedung gereja di acara pesta gereja, memaknai teknologi sebagai berkat hingga spiritualitas pendeta di masa sentralisasi keuangan HKBP.

Related post