Praeses Bernard Manik: “Seorang Bapak Tidak Hidup Untuk Dirinya Sendiri*”
Seminar Kesehatian Kaum Bapak HKBP Distrik VIII Jakarta dengan tema “Pola Hidup Sehat dan Penggunaan Gadget Secara Bijak” mengantarkan kita untuk menyadari perkembangan zaman yang begitu pesat. Zaman telah menyuguhkan kepada kita berbagai inovasi teknologi terbaru hampir setiap tahun, contoh populer yakni kehadiran smartphone yang merupakan terobosan terbaru yang membuat informasi seolah-olah berada dalam genggaman kita.
Smartphone menyediakan banyak sekali fitur dan kecanggihan yang bisa kita manfaatkan. Kita dengan mudah mengetik kata kunci untuk mencari sebuah referensi sesai dengan yang kita inginkan tanpa harus ke perpustakaan. Hal yang sama di tengah kesibukan dan tawaran teknologi saat ini, kita pun masih harus terus menjaga kesehatan jasmani dan rohani kita, sebagai “keharusan” untuk terus berjalan di tengah-tengah tantangan zaman itu. Bagaimana pun, setiap saat dunia tempat kita tinggal akan terus mengalami perubahan. Dengan demikian, tema penggunaan gadget dan pola hidup sehat perlu mendapat perhatian yang serius dari kita khususnya kaum Bapak.
Pertanyaannya adalah: Mengapa Perlu Kaum Bapak Melek Teknologi? Ada beberapa alasan mengapa kaum bapak harus melek teknologi, antara lain untuk menjalani hidup yang lebih percaya diri, lebih inisiatif, inovatif, dan kreatif, serta mampu mencapai efektivitas dan efisiensi. Teknologi akan membuat orang bodoh menjadi cerdas. Sebaliknya, orang yang ahli bisa tampak bodoh karena minim pengetahuan tentang teknologi. Harus diakui bahwa teknologi benar-benar telah memangkas sebagian besar biaya dan waktu dalam aktivitas manusia. Seluruh dinamika ini sekarang diperhadapkan terutama kepada kaum Bapak. Untuk melindungi anak dari bahaya negatif internet, orangtua harus beradaptasi dengan zaman dengan ikut belajar teknologi.
Kemudian, Apa Peran Kaum Bapak Sebagai Imam Keluarga Di Tengah Perkembangan Komunikasi atau Teknologi ini? Ketika generasi digital hidup di dunia yang sangat bising dan sangat sibuk dimana kemajuan dan kecanggihan informasi dan teknologi sangat pesat sehingga sangat berpengaruh kepada kehidupan setiap saat yang kelihatan berputar dengan sangat cepat, khususnya bagi keluarga, maka kaum Bapak dituntut bersikap dan berperilaku selalu hidup benar, sehingga memberi pengharapan pada generasi yang sedang bertumbuh dalam budaya zaman ini. Dikatakan bahwa sebagai seorang pemimpin yang ditetapkan Allah bagi keluarga, tanggung jawab utama atau terbesar untuk mendidik dan membesarkan anak-anak terletak pada pihak Bapak. Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru secara khusus memerintahkan kaum bapak untuk mendidik anak-anak dan memimpinnya menuju kepada kedewasaan rohani dan kesuksesan dalam hidup. Musa menyuruh pemimpin-pemimpin bangsa Israel mengajari anak-anak mereka, “apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun” (Ul. 6:7), demikian Paulus juga dalam surat-suratnya sangat menekankan peran kaum Bapak untuk keluarga (Efesus 6:4). Kaum Bapak sudah dipilih oleh Allah untuk meninggalkan nilai-nilai rohani yang mendasar, yaitu kebijakan-kebijakan yang ilahi untuk generasi berikutnya.
Beberapa contoh langkah praktis yang dapat dilakukan kaum bapak sebagai imam di era teknologi ini adalah memakai IT untuk mengenal dunia dan anggota keluarga lebih baik dan lebih komprehensif, serta dengan mudah mengetahui dan memahami kebutuhan dan aspirasi anggota keluarga, karena di dunia digital tersedia segala informasi-informasi tentang mereka, sebab melalui berbagai aplikasi teknologi digital seperti facebook, instagram, twitter, blog, whatsapp dan sebagainya orang lebih mudah mengekspresikan diri, menunjukkan identitas dan menceritakan aspirasinya. Kemudian contoh lain adalah menggunakan berbagai aplikasi teknologi digital sebagai sumber belajar, sumber infromasi dan sebagai inspirasi seperti aplikasi Alkitab, doa-doa, renungan, lagu-lagu ibadah dan sebagainya dapat diunduh dalam handphone (HP). Juga perlu mengatur penggunaan gadget, orangtua juga perlu membatasi screen time atau durasi penggunaan gawai sehari-hari agar tidak berlebihan. Kemudian harus ada zona tanpa gawai yaitu ruang di mana tidak boleh ada penggunaan gadget secara pribadi. Lakukan juga aturan screen breaks atau jeda waktu untuk beristirahat dalam penggunaan gadget.
Perkembangan zaman yang cepat, menuntut Kaum Bapak Yang Memberikan Waktu Untuk Keluarga Dan Tuhan. Seorang penulis, bernama Tim Elmore mengemukakan bahwa ada enam kualitas yang membangun keluarga yang disingkat dengan “SECURE”, yaitu Spend (luangkan waktu bersama-sama), Express (ekspresikan pikiran positif), Consistently (disiplin yang tidak berubah-ubah), Unite (bersatu pada saat-saat kritis), Recognize (kenali nilai setiap orang), dan Encourage (doronglah semangat setiap hari). Kaum Bapak bertindak mengelola, mengurus, mengatur, dan memimpin keluarga sehingga rancangan Allah bagi rumah tangga Kristen dapat diwujud nyatakan untuk kemuliaanNya.
Di tengah serbuan teknologi dan kesibukan yang padat itu pun, kaum Bapak harus menjaga Pola Hidup Sehat. Banyak informasi dan langkah-langkah praktis yang dapat dilakukan seorang Bapak untuk mewujudkan pola hidup sehat. Melalui Langkah-langkah praktis yang bisa kita lakukan, paling tidak ada tiga hal yang harus kita perhatikan: pertama hidup dalam keseimbangan tubuh, jiwa dan roh yang tidak dapat dipisahkan dan harus sama-sama diperhatikan dengan baik. Kedua adalah hidup dalam pengendalian keinginan, hasrat, yang ingin dipenuhi, dengan pola hidup yang memiliki waktu istirahat, waktu bersama keluarga, doa personal dan doa komunal diatur sedemikian rupa agar dapat berjalan sebagaimana mestinya. Ketiga adalah hidup dalam sukacita, sebab hati yang gembira adalah obat, dengan mengingat dan mensyukuri kebaikan, kesetiaan, perlindungan, pertolongan, berkat dari Tuhan.
Tentunya, seorang Bapak tidak hanya berdiri untuk dirinya sendiri, tetapi juga kehadirannya di tengah-tengah keluarga (anak-anak dan istri), dan lingkungan sosialnya. Menjadi seorang ama (kaum bapak) di tengah keluarga, di satu sisi menuntut teladan dan model, sehingga menjadi keharusan bagi kaum bapak untuk menunjukkan serta melakukan apa yang diajarkan khususnya kepada anak, dan pada sisi yang lain belajar dari perkembangan zaman untuk semakin memantapkan peran kaum bapak. Kaum bapak dituntut untuk meneladani bagaimana Yesus Kristus hidup, sehingga dapat mewariskan teladan yang sama kepada anak-anaknya yang memberi nasihat bagaimana pemikiran, perasaan dan kehendak hidup sebagai orang Kristen yang serupa seperti Kristus. Kita berharap, Seminar Kesehatian Kaum Bapak ini menolong kita untuk semakin mampu memenuhi panggilan Allah kepada kita sebagai bapak di tengah-tengah keluarga dan sosial kita.