Prof. Syafiq A. Mughni : “Kembangkan Budaya Damai Untuk Sikapi Keragaman”
Ketua PP Muhammadiyah Prof. Syafiq A. Mughni menyatakan bahwa setiap warga bangsa harus menyadari realitasnya yang beragam.
“Kita harus memiliki satu pandangan tentang realitas yakni kita adalah bangsa yang beragam,” ujarnya.
Hal itu ia sampaikan pada gelaran dialog nasional antara umat beragama yang diselenggarakan HKBP Distrik VIII DKI Jakarta, Senin (26/9/2022). Prof. Syafiq juga mengapresiasi kegiatan tersebut sebab ia memandang dialog dipandang perlu untuk membangun kesamaan visi masa depan.
“Dialog ini harus kita lakukan terus menerus agar masyarakat semakin memahami realitasnya sebagai bangsa yang beragam,” kata Prof. Syafiq.
Sebagai bangsa yang terdiri dari ragam suku dan agama yang berbeda, Prof. Syafiq melihat ada tantangan yang dihadapi demi mewujudkan religiositas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Violent Extremism
Dalam setiap agama kelompok ini bisa dijumpai. Mereka adalah kelompok yang menyatakan bahwa merekalah yang paling benar dan yang lain itu salah. Kelompok ini berupaya mewujudkan cita-citanya dengan menggunakan kekerasan dan berfikir ekstrim.
Penyalahgunaan agama
Sering kali agama disalahgunakan bukan seperti tujuan awalnya, tetapi dipergunakan untuk tujuan yang sifatnya menyimpang seperti kekuasaan, kekayaan, pengaruh dan sebagainya. Isu agama dipakai untuk mencapai cita-citanya, sehingga menyimpang dari inspirasi dan aspirasi yang lahir dari agama itu sendiri.
Saling ketidakpercayaan
Timbulnya rasa curiga dan menganggap ada skenario tersembunyi dibalik perbuatan orang lain. Apakah berupa islamisasi atau kristenisasi atau yang lainnya dan akhirnya menganggapnya sebagai ancaman. Era post truth society juga dianggap ikut menjadi wahana yang menimbulkan saling curiga, fitnah, tidak percaya dan media sosial juga begitu leluasa membuat pengaruh membangun kecurigaan melalui konten-konten yang tidak benar. Ibaratnya, kebohongan yang diulang seribu kali, lama kelamaan bisa dianggap menjadi kebenaran.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Prof. Syafiq mengatakan perlunya mengembangkan budaya damai agar setiap warga bangsa memiliki ketahanan dan tidak gampang digoncangkan oleh berbagai isu yang tidak benar di media sosial.
Itu sebabnya, ia berharap peranan dari tokoh agama dapat mengembangkan budaya damai dengan membentuk alam pikiran dan mengarahkan pandangan umat dalam menyikapi keragaman yang sama-sama dirasakan dan lihat sebagai realitas kebangsaan.
Dialog nasional yang digelar HKBP Distrik VIII DKI Jakarta dilaksanakan di Sopo Bolon Gedung Sopo Marpingkir HKBP dan dibuka secara resmi oleh Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta Pdt. Bernard Manik. Kegiatan turut dihadiri Pimpinan HKBP, tokoh-tokoh lintas agama, jemaat HKBP dan juga mahasiswa dari UHAMKA serta Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah.