Sermon Distrik DKI Jakarta Bahas Yakobus 5:7-11 dan Yesaya 5:1-7
Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta Pdt. Bernard Manik memimpin pelaksanaan Sermon Distrik bertempat di Kantor Distrik, Gedung Sopo Marpingkir HKBP Lantai 6, Jakarta Timur, Senin (25/9/2023).
Praeses Bernard Manik memimpin sermon yang dihadiri para pelayan penuh waktu yang terdiri dari Pendeta, Bibelvrouw dan Diakones yang melayani di HKBP Distrik VIII DKI Jakarta, baik di huria maupun di lembaga.
Pembahasan sermon kali ini difokuskan untuk mempersiapkan khotbah untuk Minggu 1 Oktober dan Minggu 8 Oktober 2023.
Untuk kedua minggu tersebut, bahan untuk pembahasan dipersiapkan Pdt. Sihar Marpaung (Pendeta Fungsional HKBP Tebet) yang menyajikan penjelasan Yakobus 5:7-11 untuk Minggu 1 Oktober dan Pdt. Rijon Siahaan (Pendeta HKBP Resort Ancol Podomoro) menyajikan penjelasan Yesaya 5:1-7 untuk Minggu 8 Oktober 2023.
Didampingi Sekretaris Konven Pdt. Mei Marulak Siahaan (Pendeta HKBP Resort Kayu Putih), diskusi pembahasan materi khotbah berlangsung interaktif yang dipandu moderator Pdt. Saor Sirait (Pendeta Fungsional HKBP Pasar Minggu).
Secara bergantian, Pdt. Benget Silitonga, Pdt. Dahlan Munthe, Pdt. Martunas Manullang, Pdt. Robert Pandiangan, Pdt. Golkaria Nainggolan, Pdt. Erwin Marbun dan Pdt. Henry Butarbutar menyampaikan pandangan dan kontribusi pemikiran terkait nats khotbah yang menjadi pembahasan.
Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta di akhir diskusi turut menyampaikan pokok pikiran yang menjadi perenungan untuk mempersiapkan bahan khotbah minggu tersebut.
Terkait Yakobus 5:7-11, Praeses berangkat dari topik Minggu yang mengatakan “Tekun Melakukan Kehendak Allah”. Terkait hal itu, Praeses mengutarakan bahwa Yakobus mengajarkan agar dalam menghadapi kesulitan, orang percaya belajar dari kesabaran dan ketekunan petani, kesetiaan nabi dan ketekunan Ayub. Semuanya tetap tekun bekerja dan setia dengan tetap berpengharapan kepada Tuhan.
Kesabaran menjadi kata kunci ketahanan dalam menghadapi penderitaan karena kebenaran di dalam Kristus. Praeses juga menekankan bahwa kesabaran tidak menuntun orang Kristen menjadi Kristen yang pasrah pada keadaan tetapi tetap proaktif berbuat.
Sementara itu untuk Yesaya 5:1-7, topik Minggu menyuarakan Tuhan menghendaki keadilan dan kebenaran. Terkait itu, Praeses mengutarakan agar pesan khotbah difokuskan pada keadilan dan kebenaran.
Umat Allah dalam teks digambarkan dalam bentuk anggur pilihan yang ditanam di tanah yang subur namun menghasilkan buah yang asam. Buah asam itu tampak dalam bentuk kelaliman dan keonaran yang keduanya merujuk kepada pelanggaran hukum Allah. Menyikapi itu, Allah menghukum umat dalam rangka menegakkan keadilan. Sekalipun umat dihukum, Allah tetap menunjukkan kasih kepada umat-Nya sambil menantikan buah yang manis untuk dihasilkan, yakni hidup dalam keadilan dan kebenaran. Sebagai perbandingannya, Praeses juga mengajak peserta.