Ir.Siti Azizah, MBA : “Jangan Main-main Sama Perempuan Indonesia”
Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Ir. Siti Azizah, MBA menegaskan bahwa perempuan Indonesia adalah perempuan-perempuan yang tangguh.
“Jangan main-main sama perempuan Indonesia,” kata Siti Azizah.
Hal itu ia sampaikan ketika membuka acara pembinaan dan pelatihan yang diselenggarakan HKBP Distrik VIII DKI Jakarta yang merupakan program Panitia Tahun Kesehatian yang dilaksanakan Persekutuan Perempuan Distrik.
Kegiatan dengan tema “Peningkatan Literasi Keuangan dan Perluasan Akses Pasar Digital Bagi Wirausaha Perempuan HKBP Distrik VIII DKI Jakarta” berlangsung di Sopo Bolon Gedung Sopo Marpingkir HKBP, Jakarta Timur, Senin (31/10/2022).
Hadir sebagai keynote speaker, Sizi Azizah mengawali paparannya dengan menjelaskan kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini. Ia menginformasikan, pada kuartal kedua tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,44 persen dari tahun ke tahun.
Ketika banyak pihak mengatakan bahwa Indonesia di ambang resesi, justru pada satu sisi Indonesia memiliki kekuatan besar untuk dapat bertahan dan berkembang karena adanya eksistensi wirausaha perempuan.
Mendukung pernyataannya tersebut, Siti Azizah menyampaikan data dan fakta terkait eksistensi perempuan di tengah pemulihan ekonomi bangsa.
“Dari 64 juta pelaku UMKM, ada 64 persen pelaku UMKM wanita. Dan persentase pengusaha wanita di Indonesia mencapai 21 persen, di atas rata-rata global yang hanya 8 persen,” ujarnya.
“Jadi jangan main-main sama perempuan Indonesia ya,” ujarnya lagi.
Ia menyampaikan berdasarkan data, perempuan lebih gesit dan antusias dalam menangkap peluang, di mana 34 persen kaum perempuan telah mendiversifikasi produk layanannya dibanding laki-laki yang hanya 23 persen. Pertumbuhan transaksi harian pelaku UMKM perempuan ada di angka 18 persen, lebih tinggi dari laki-laki. Bahkan perempuan generasi Z, memiliki omset tertinggi selama pandemi, sebanyak 13 persen.
Selanjutnya, Siti Azizah menyampaikan bahwa pertumbuhan kewirausahaan itu tidak terlepas dari digitalisasi. Transaksi yang biasanya dilakukan dengan tatap muka berubah menjadi transaksi secara online. Perubahan tersebut, mau tidak mau harus diikuti oleh para pelaku usaha, karena peradaban dunia telah menemukan titik keseimbangan baru.
“Kalau mau survive, harus masuk ke dunia digital,” katanya.
“Handphone yang kita miliki sebenarnya menjadi aset produktif. Jangan dilihat hanya untuk nonton drama, tapi pakailah untuk menjual produk, mencari nasabah baru. Semua sudah ada di tangan kita,” tambahnya.
Data research menunjukkan bahwa UMKM yang memiliki kapabilitas digital dengan melakukan penjualan dan pemasaran secara online (e-commerce atau social commerce), mampu meningkatkan 60 persen penjualan sejak tahun 2020. Saat ini adalah 20,2 juta pelaku UMKM yang sudah masuk ke dunia digital.
“Mudah-mudahan seusai acara ini, ibu-ibu pelaku usaha bisa langsung masuk ke dunia digital,” pesan Siti Azizah.
Kegiatan pembinaan dan pelatihan UMKM ini turut dihadiri Praeses Bernard Manik, Ketua Panitia Tahun Kesehatian Pontas Pane, Ketua PPD Sandra Sidabutar dan pengurus PPD serta 325 orang pelaku UMKM yang merupakan warga jemaat HKBP Distrik VIII DKI Jakarta.