St. Albert Simanjutak: Visi, Misi, Nilai dan Maksud HKBP Harus Memayungi Seluruh Program Gereja
Seminar dan Workshop Profesionalisme dalam Penatalayanan (PDP) yang diselenggarakan HKBP Distrik VIII DKI Jakarta melalui panitia Tahun PDP turut memperlengkapi peserta khususnya Ketua Dewan Koinonia, Marturia dan Diakonia dalam membuat Perencanaan, Implementasi, Monitoring dan Evaluasi (PIME).
Panitia mendaulat St. Albert Simanjutak menjadi narasumber dalam pelatihan yang digelar di Hotel Bumi Wiyata Depok, didampingi St. Leo Hutagalung sebagai moderator, Rabu (22/3/2023).
St. Albert Simanjuntak dalam pemaparannya mengungkapkan pentingnya menyelaraskan pola pikir (mindset) dan perilaku warga jemaat. Keselarasan pola pikir itu sangat penting untuk memajukan HKBP dalam mencapai visinya menjadi berkat bagi dunia.
“Visi,misi, nilai-nilai dan maksud HKBP haruslah memayungi seluruh kegiatan kita,” terang St. Albert.
Oleh sebab itu, di dalam membangun perencanaan, haruslah dipayungi visi, misi, nilai-nilai dan maksud HKBP sebagaimana tertulis dalam Aturan dan Peraturan HKBP. Perencanaan juga harus didasari budaya HKBP.
Lebih lanjut St. Albert menjelaskan dari setiap program kerja yang dibangun harus terlihat jelas bahwa program tersebut sesuai dengan visi dan misi HKBP serta dilaksanakan sesuai dengan budaya HKBP.
Perencanaan, menurut St. Albert, berangkat dari rencana strategis (renstra) yang biasanya mengacu pada 10 atau 25 tahun dan sifatnya kualitatif. Renstra tersebut kemudian diterjemahkan menjadi rencana 3-5 tahun dan diterjemahkan menjadi rencana tahunan.
Usai diterjemahkan menjadi rencana, harus dipastikan ada sumber daya untuk melaksanakan, kemudian pelaksanaan dan pencatatan, dilanjutkan dengan monitoring dan pelaporan serta analisa dan evaluasi.
“Semuanya itu berputar terus menjadi satu siklus,” terang St. Albert.
“Analisa dan evaluasi haruslah digunakan untuk membangun rencana berikutnya,” jelasnya.
Dalam siklus PIME tersebut, kepatuhan menjadi salah satu hal yang penting. Kepatuhan tidak hanya menyangkut finansial, tetapi kepatuhan di dalam melaksanakan rencana itu sendiri.
Selanjutnya, St. Albert Simanjutak juga menjelaskan elemen yang penting dalam membuat rencana strategis. Elemen tersebut menyangkut visi, misi, nilai; analisa lingkungan strategis (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Teknologi); analisa SWOT; sasaran strategis 5, 10 dan 25 tahun mendatang; indikator kinerja strategis 5, 10 dan 25 tahun mendatang serta strategi utama dan strategi pendukung.
Untuk mempermudah peserta memahami penjelasannya, St. Albert Simanjuntak turut memberi contoh hasil penyusunan rencana strategis di aras huria dalam bidang pelayanan koinonia yang dapat disaksikan seluruh peserta agar dapat membuat perencanaan atau program kerja di gerejanya masing-masing.
Di akhir pemaparannya, St. Albert Simanjuntak juga mengajak para peserta yang mengikuti seminar agar bersedia memberikan waktunya dan “menyingsingkan lengan bajunya” untuk bersama-sama membangun dan mentransformasi HKBP ke depan dalam mewujudkan visinya menjadi berkat bagi dunia.