Stop Pertengkaran!*
*Pdt. Suryani Sihite
Seperti arang untuk bara menyala dan kayu untuk api, demikianlah orang yang suka bertengkar untuk panasnya perbantahan. (Amsal. 26:21)
Sobat Kairos, tentu saja kita menyukai situasi yang aman, tentram hubungan yang baik dengan orang-orang disekitar kita. tetapi kita tidak dapat menghindari situasi dimana ada orang yang menabur kebencian atau masalah. Pengamsal menggambarkan orang suka bertengkar dan berbantah sebagai seorang Bebal atau bodoh. Dikatakan bodoh bukan masalah pendidikan. Melainkan orang yang tidak mau mendengar pengajaran, nasehat, didikan. Hidup maunya sendiri, pemalas, mengganggap diri bijak, suka memperdaya orang, suka memfitnah, membagi kejelekan orang. Sifat seperti ini tidak bisa dipelihara Ia menggambarkannya seperti arang dan kayu. arang akan semakin menyala jika ditambahkan bara. Demikian juga api akan semakin menyala jika ditambahkan kayu. Artinya jika ada masalah sebaiknya di stop, tidak usah jadi bahan pergunjingan, bahan gosip (nanti digosok semakin sip), karena jika tidak distop maka pertengkaran akan berlanjut dan pasti ada jadi korban atau akan ada yang dirugikan. menghanguskan persahabatan, keluarga, masyarakat dan gereja. Melalui renungan ini ada beberapa hal yang dapat kita terima:
Pertama, berilah telinga pada hal yang baik jangan pada pemfitnah/ penggosip murahan. Sebab mereka akan memberikan bahan bakar untuk menyalakan pertengkaran. Maka Hati-hatilah jika berbicara dan membawa berita kepada orang lain, pastikan juga teman berbicara kita membawa berita yang benar. Selidiki dengan seksama. Sebab adakalanya muncul berita-berita yang kelihatannya baik, sebenarnya busuk. (ay. 22)
Orang bisa berbagi info yang tidak benar melalui laman facebook, youtube, tontonan televisi , IG, group WA membicarakan kejelekan orang, tanpa disadari telah membuat luka di hati dan beban. Semoga sobat Kairos, bukanlah orang yang memelihara kejelekan orang dengan membagikannya kepada orang lain.
Kedua, jauhkan pergaulan dengan orang bebal. Pemazmur mengatakan : “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh” Maz. 1:1. bergaul dengan orang yang suka marah-marah dan kesal-kesal, yang suka melawan, dan cenderung memburuk-burukkan segala sesuatu, menyulut pertengkaran dari hal-hal kecil, cepat panas dan mengamuk ketika disalahi akan menjauhkan kita dari kebahagiaan.
Ketiga, mari menjadi berkat bagi semua orang melalui perkataan kita. supaya perkataan kita baik maka isilah hati kita dengan hal yang baik. Yesus berkata, Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.” Luk. 6:45. Kiranya perkataan kita menguatkan saat pandemi ini ada yang berdukacita, yang mengalami penderitaan karena sakit, yang bergumul karena kehilangan pekerjaan, ekonomi surut bahkan harus pulang kampung, meninggalkan Jakarta, kontrakan tidak dibayar. Mari sobat Kairos, meneguhkan mereka melalui doa dan motivasi kita. untuk melewati pandemi ini kita harus saling mendukung. Ef.4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.